Rabu, 03 Agustus 2011

asuhan keperawatan perioperatif fraktur femur


A.        Gambaran Umum Penyakit 
Fraktur adalah putusnya kesinambungan tulang (patah tulang). Klasifikasi fraktur batang femur,  salah satu klasifikasi fraktur batang femur dibagi berdassarkan adanya luka yang berhubungan dengan daerah patah dibagi menjadi fraktur tertutup / fraktur oklusa / simplek dan fraktur terbuka (fraktur aperta, compound fraktur). Fraktur terbuka adalah fraktur dimana terdapat hubungan antara tulang dengan dunia luar. Klasifikasifraktur menurut OTA.
B.     Anatomi dan fisiologi
Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur.
        
        
C.        Etiologi
Fraktur terjadi karena besar energi yang mengenai tulang melebihi batas kekuatan/kelenturan tulang (Trafton 2000, Solomon et el 2001).
D.     Patofisiologi
Daerah tulang –tulang ini mengalami patah tulang biasanya terjadi karena trauma langsung akibat kecelakaan lalu lintas di kota – kota besar atau jatuh dari ketinggian. Kebanyakan dialami oleh penderita laki-laki dewasa. Patah tulang pada bagian ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak mengakibatkan penderita jatuh dalam shock.
E.      Tanda dan gejala 
Tidak semua gejala ini terdapat secara bersamaan. 
1.    Nyeri tekan dan pembengkakan  di sekitar bagian fraktur jika fraktur terbuka, ujung patahan dapat terlihat di dalam luka.
2.    Deformitas dapat berupa :
a.      Angulasi
Tidak hanya disebabkan oleh kekerasan yang menyebabkannya, tetapi juga oleh otot –otot ekstremitas yang menarik patahan tulang.
b.      Pemendekan 
Tonus otot –otot ekstremitas menarik patahan tulang sehingga ujung patahan saling bertumpuk misalnya otot paha yang menarik patahan tulang pada fraktur os femur.
c.      Motilitas abnormal
Tempat patah menjadi sendi palsu. Bagian ini sedikit mungkin digerakkan karena dikhawatirkan kalau terjadi kerusakan lebih lanjut pada jaringan lunak, misalnya pembuluh darah dan syaraf.
d.      Gangguan fungsi 
Ekstrimitas tidak dapat digunakan.
e.      Krepitasi 
Rasa gemeretak ketika ujung tulang bergeser.
F.      Komplikasi 
Komplikasi dini yaitu shock dan fat emboli. Fat emboli ini jarang terjadi. Komplikasi lambat : delayed union, non union ,mal union, kekakuan sendi lutut, infeksi.
G.     Penatalaksanaan 
Pada fraktur tertutup untuk sementara dilakukan skin traksi, dengan Buck extension, atau dilakukan dulu pemakaian Thomas splint, tungkai ditraksi dalam keadaan ekstensi. Tujuan skin traksi untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah kerusakan lebih lanjut jaringan lunak sekitar daerah yang patah. Setelah traksi kulit dapat dipilih pengobatan non operatif atau operatif.
Operatif 
Pada fraktur 1/3 tengah sangat baik untuk dipasang intra medullary nail misalnya kuntsner nail.
Indikasi operatif :
1. penanggulangan non operatif gagal.
2. multiple fraktur
3. robeknya arteri femoralis
4. patologic fraktur
5. orang – orang tua 
Pada anak-anak sering juga mengalami fraktur femur. Penyebab terbanyak adalah jatuh waktu bermain di rumah atau di sekolah. Penanggulangannya umumnya dengan terapi non operatif akan menyambung baik. Perpendekan 2 cm masih dapat diterima karena dikemudian hari perpendekan ini akan sama panjangnya dengan tungkai yang normal. Penanggulangan non operatif dengan traksi kulit anak berumur di bawah 3 tahun.
H.     Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada fraktur femur:
1.       Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (fraktur)
2.       Resiko terhadap cidera berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, tekanan dan disuse
3.       Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya kemampuan menjalankan aktivitas.
4.       Resiko infeksi berhubungan dengan trauma, imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive
5.       Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan patah tulang
6.       Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang paparan terhadap informasi, terbatasnya kognitif.

ASUHAN KEPERAWATAN
A.      Asuhan keperawatan pre-operatif
1.      Pengkajian
a.       Identitas klien
1)    nama
2)     umur
3)     jenis kelamin
4)    suku bangsa
5)      pendidikan
6)       no RM
7)       agama
8)        alamat
9)        Dx medis
b.      Identitas penaggung jawab
1)    nama
2)        umur
3)        pekerjaan
4)        hubungan dg klien
5)        alamat
c.       Riwayat kesehatan
1)      Keluhan utama
2)       Riwayat penyakit sekarang
3)       Riwayat penyakit dahulu
4)       Riwayat penyakit keluarga
5)       Pola Fungsional dan Kebiasaan
a)            Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b)            Pola Nutrisi
c)             Pola Eliminasi
d)            Pola Istirahat dan Tidur
e)            Pola Aktivitas dan Latihan
f)             Pola Perceptual Kognitif
g)            Pola Persepsi Dini
h)            Pola Hubungan Peran
i)              Koping Mekanisme
j)              Pola keyakinan
d.      Pemeriksaan fisik
1)       Keadaan umum
2)       Tanda vital
3)       Head to toes
e.      Data Penunjang
1.       Rontgen foto
2.       Pemeriksaan Laboratorium
f.        Persiapan Operasi
1)        Fisik
2)        psikis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar