A. Gambaran Umum Penyakit
Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang terjadi pada jaringan payudara.
Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan kenyal tanpa adanya batas.Mungkin adanya garis asimetris antara kedua payudara.Bila kanker udah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan jelas.
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer,Kapita selecta kedokteran Edisi 2 ).
B. Anatomi Fisiologi
Gambar anatomi payudara
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada lateral atasnya, jaringan kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah aksila, disebut tonjolan spence atau ekor payudara.
Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus.
Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri Perforantes Anterior dari arteri Mammaria Interna, arteri torakalis yang bercabang dari arteri aksilaris dan beberapa arteri Interkostalis.
Penyaliran limf dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontra lateral, ke m. rektus abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, pleura dan payudara kontra lateral. (Sjamsuhidajat, 2004 : 388)
C. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui secara secara pasti,Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara,yaitu:
- Umur > 30 tahun
- Melahirkan anak pertama pada usia > 35 tahun
- Tidak kawin dan nulipara
- Usia menopause > 55 tahun
- Pernah mengalami infeksi trauma atau operasi tumor jinak payudara
- Pernah mengalami infeksi trauma atau operasi tumor jinak payudara
- Terapi hormonal lama
- Mempunyai kanker payudara kontralateral
- Pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor ovarium
- Pernah mengalami radiasi di daerah dada
- Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu,saudara perempuan ibu,saudara perempuan,adik/kakak
- Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti kelainan fibrokistik yang ganas
D. Tanda dan gejala
Benjolan di payudara biasanya mendorong penderita untuk ke dokter.Benjolan ganas yang kecil sukar untuk dibedakan dengan benjolan tumor jinak,tetapi kadang dapat diraba benjolan ganas yang melekat pada jaringan sekitarnya.Bila tumor telah besar,perlekatan lebih jelas.Konsistensi kelainan ganas biasanya keras.Pengeluaran cairan dari puting biasanya mengarah ke papiloma atau karsinoma intraduktal,sedangkan adanya nyeri lebih mengarah ke kelainan fibriokistik.
Tanda atau gejala yang mendorong penderita karsinoma mamma ke dokter:
- Benjolan mamma yang tidak nyeri
- Benjolan yang nyeri
- Pengeluaran cairan dari puting
- Perubahan mamma seperti retraksi atau udem setempat
E. Manisfestasi klinis
Kanker payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara,tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat.Kanker payudara umum terjadi pada payudara sebelah kiri.Umumnya,lesi tidak terasa nyeri,terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak teratur.Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi saat menstruasi biasanya berhubungan dengan pemyakit payudara jinak.Namun,nyeri yang jelas pada bagian yang ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang lebih lanjut.
F. Klasifikasi TNM kanker payudara
Tx = Tumor primer tidak dapat ditentukan
T0 = Tidak ada bukti adanya tumor primer
TIS = Karsinoma insitu dan beberapa penyakit paget pada papila tanpa teraba tumor
T1 = Tumor < 2cm
T2 = Tumor 2-5cm
T3 = Tumor > 5 cm
T4 = Tumor dengan penyebaran langsung ke dinding toraks atau ke kulit dengan tanda oedem,tukak,peau atau d’orange
NX =Kelenjar regional tidak dapat ditentukan
N0 =Tidak teraba kelenjar aksila
N1 =Teraba kelenjar aksila homolateral yangtidak melekat
N2 =Teraba kelenjar aksila homolateralyang melekat satu sama lain
N3 =Terdapat kelenjar mamaria internal homolateral
MX =Tidak terdapat metastasis jauh
M0 =Tidak ada metastasis jauh
M1 =Terdapat metastasis jauhtermasuk ke kelenjar supravikuler
G. Stadium kanker payudara
Stadium 1: tumor terbatas pada payudaradengan ukuran < 2 cm,tidak terfiksasi pada kulit atau otot pektoralis,tanpa dugaan metastasis aksila
Stadium 2: tumor dengan diameter < 2 cm dengan metastasis aksila atau tumor dengan diameter 2-5 cm dengan/tanpa metastasis aksila
Stadium 3a: tumor dengan diameter > 5 cm tapi masih bebas dari jaringan sekitarnya dengan/tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu sama lain atau tumor dengan metastasis aksila yang melekat
Stadium 3b : tumor dengan metastasis infra atau supraklavikula atau tumor yang telah mengilfitrasi kulit atau dinding toraks
Stadium 4: tumor yang telah mengadakan metastasi jauh
H. Penatalaksanaan
Batasan stadium yang masih operable/kurabel adalah stadium IIIa.sedangkan terapi pada stadium IIIb danIV tidak lagi mastektomi,melainkan pengobatan paliatif.
Tindakan operatif tergantung pada stadium kanker,yaitu:
1. Pada stadium I dan II lakukan mastektomi radikal atau modifikasi mastektomi radikal.
Pada stadium IIIa lakukan mastektomi radikal di tambah kemoterapi ajuvan,atau mastektomi simpleks ditambah radioterapi pada tumorbed dan KGB regional.pada stadium yang lebih lanjut,lakukan tindakan paliatif.
2. Pada stadium IIIb dilakukan radiasi,kemoterapi dan terapi hormonal kalau tidak mungkin operasi
3. Pada stadium IV
Penderita dibagi 3 grup:
· Premenepouse dilakukan ooforektomi bilateral,respon (+) tunggu relaps,kemudian diberikan tamoxipen atau lainnnya. bila(-) kemoterapi CMF/CAF
· 1-2 tahun menopause : diperiksa efek estrogen.efek (+)sesuai no.1,bila (-) sesuai no.3
· Post menopause : obat-obatan hormonal additive.apabila gagal diberikan kemoterapi
· Kemoterapi : apabila keadaan umum memungkinkan (CAF/CEF)
I. Diagnosa keperawatan yang lazim muncul
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada mastektomi adalah:
1. Diagnosa keperawatan Pre Operatif
Ø Kurang pengetahuan preoeratif berhubungan dengan kurang paparan sumber informasi
Ø Cemas berhubungan dengan akan dilakukan tindakan operasi
Ø Koping individu tidak efektif berhubungan dengan stress akibat pembedahan
Ø Gangguan gambaran diri berhubungan dengan antisipasi terhadap adanya perubahan penampilan fisik
2. Diagnosa keperawatan Intra Operatif
Ø Hipothermia berhubungan dengan terpajan suhu lingkungan di OK
Ø Resiko cedera berhubungan dengan pemakaian ESU (Electro Surgery Unit )
Ø Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
3. Diagnosa keperawatan Post Operatif
Ø Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan agens anesthetic
Ø Nyeri akut dan ketidaknyamanan berhubungan dengan paska operasi
Ø Resiko cedera berhubungan dengan status paska anesthesi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar